Sejarah Singkat Panahan


Panahan telah dikenal manusia sejak 10000 tahun lalu dengan temuan-temuan artefak busur dan panah. Busur tertua yang pernah ditemukan yaitu di daerah Holmegaard Denmark, dengan hasil Carbon Dating sekitar 8000 tahun lalu. Busur tersebut terbuat dari kayu Elm dengan kemampuan menembakkan anak panah sepanjang 1.5m (5ft). Busur jenis Holmegaard tersebut diketahui masih digunakan manusia hingga zaman perunggu. Sedangkan batang anak panah tertua telah diketemukan di daerah Syam yang berkebudayaan Natufian yang hidup sekitar 12800 - 10300 tahun yang lalu. Sebatang anak panah penuh yang masih utuh beserta serpihan mata panah lainnya ditemukan di dalam gua lembah Qadisya Libanon yang masanya hingga 1283 tahun sebelum masehi. Dan mata panah dengan 3 bilah (trilobate) telah diketemukan di uni emirat arab pada sekitar masa 150 - 100 tahun sebelum masehi. Di masa mesir kuno, yaitu di masa para fir'aun berkuasa, simbol-simbol busur dan panah telah digunakan dalam huruf heirogliph mereka. Artifak crossbow tertua di temukan di China pada lokasi perang Ma-Ling di masa 341 tahun sebelum masehi.

Kitab-kitab khusus tentang panahan telah ditulis oleh para ulama masa lalu mulai dari abad ke-12 masehi, oleh: Al-Asyrofi, Hussain bin Abdur-Rahman, Ibn Qoyyim Al-Jawziyya (Muhammad ibn Abi Bakar), dan lainnya. Pada masa khilafah Abasiyyah, terkenal dengan pasukan Mongol yang menumbangkan kekhilafahan tersebut. Dengan pasukannya terkenal nomaden dan busurnya yang kuat, yang mampu menembakkan anak panah hingga jarak 500 meter, serta para pemanah berkuda yang mampu memanah ke berbagai arah bahkan ke belakang. Dalam sebuah manuskrip yang tertulis di monumen batu di Nerchinsk, Siberia, tahun 1226 masehi, disebutkan bahwa: Ketika Chinggis Khan menjadi pimpinan tertinggi kaum mongolia, setelah penaklukannya Sartaul (Turkestan Timur), Esungge (keponakan Chinggis) menembak target pada jarak 335 alds (536m).

Di masa pertengahan khilafah Utsmaniyyah teknologi busur terus dikembangkan, dan dengan mengadaptasi teknologi busur mongol maka dikembangkanlah busur turki dengan teknik pembuatan dan bahannya yang mirip busur mongol tetapi lebih baik lagi. Bahan utama kedua busur tersebut yang digunakan untuk para pemanah ahli adalah tanduk banteng, otot kerbau, dan kulit ular. Di masa bangkitnya kebudayaan memanah di khilafah Utsmaniyyah, banyak perlombaan memanah yang hasilnya direkam dalam bentuk monumen yang disebut Menzil. Beberapa nama yang terekam dalam monumen-monumen tersebut ialah: Tozkoparan Iskender 1281 gez (845,79 m), Mîr-i Alem Ahmed Ağa 1271,5 gez (839,18 m), Bursalı Şûca 1243,5 gez (820,71 m), Tozkoparan Iskender 1279 gez (844,14 m), üseyin Efendi 1207 gez (796,62 m), Çullu Ferruh 1223 gez (807,18 m), Lenduha Cafer 1209,5 gez (798,27 m), Sultan II Mahmud 1228 gez (810,48 m) 1225 gez (808,5 m) 1219 gez (804,54 m).

Sedangkan dalam ajaran Islam, Rosululloh sholallohu alayhi wa salam pernah bersabda, dari Salamah bin Al-Akwa’ rodhiallohu anhu dia berkata:

مَرَّ النبيُّ صلى الله عليه وسلم عَلَى نَفَرٍ مِنْ أَسْلَمَ يَنْتَضِلُوْنَ فَقالَ: اِرْمُوا بَنِي إِسْماعِيْلَ فَإنَّ أَباكُمْ كَانَ رَامِياً

Nabi sholallohu alayhi wa salam pernah melewati sekelompok Bani Aslam yang berlomba memanah. Lalu beliau bersabda, "Memanahlah kalian wahai anak keturunan Ismail, karena sungguh ayah kalian adalah seorang pemanah". (HR. Bukhori no. 2899)

Bahkan para nabi pun adalah pemanah termasuk Nabi kita, dan Rosululloh sholallohu alayhi wa salam sangat menganjurkan memanah ini. Apalagi jika kita melihat kondisi zaman sekarang ini, di mana sekarang telah terlihat tanda-tanda seperti yang dinubuwahkan oleh Nabi kita tentang akhir zaman. Saat ini yang tersisa yang belum terlihat adalah Dukhon, Malhamah Kubro, Imam Mahdi, Dajjal, dan Nabi Isa alayhi salam. Oleh karena itu, mari kita persiapkan diri menyambutnya, karena pada masa Malhamah Kubro telah disabdakan dalam sabda Beliau sholallohu alayhi wa salam:

Tidak akan berdiri hari kiamat sehingga kaum Rum sampai di A’maq atau di Dabiq (nama tempat) untuk menyerang kamu. Maka datanglah suatu pasukan yang akan menghadapi mereka dari kota Madinah, yang mana mereka pada waktu itu adalah manusia-manusia terbaik di bumi ini. Apabila mereka semua telah berbaris (siap untuk berperang), maka berkatalah orang-orang Rum: Biarkan kami membuat perhitungan dengan saudara-saudara kami yang telah tertawan (maksud mereka kaum Rum yang telah masuk Islam). Kemudian kaum Muslimin berkata: Kami tidak akan membiarkan kamu mengusik (menyakiti) saudara-saudara kami. Lalu kaum Muslimin pun menjawab tantangan untuk memerangi mereka. Dalam pertempuran itu 1/3 dari tentara Islam melarikan diri dari pertempuran, yang mana mereka tidak akan diampuni dosanya oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala selama-lamanya. Dan 1/3 lagi dari tentara Islam tersebut tewas sebagai para syahid yang paling baik di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sedangkan 1/3 lagi dari sisa tentara tersebut mendapatkan kemenangan, yang mana mereka tidak akan tersesat selama-lamanya. Kemudian mereka menaklukkan kota Konstantin. Ketika mereka sedang membagi-bagi harta rampasan perang, mereka telah menggantungkan pedang mereka di pohon Zaitun. Pada saat itu setan berteriak: Sesungguhnya Al-Masihud-Dajjal telah menguasai keluarga-keluarga kamu. Kemudian mereka (tentara Islam bersama Al-Mahdi) bergerak pulang. Ketika mereka telah sampai di Syam keluarlah Dajjal. Dan saat kaum muslimin telah bersiap siap untuk berperang, tiba tiba datanglah waktu shalat. Maka turunlah ‘Isa Ibn Maryam. Kemudian ia (‘Isa) pergi menuju dan menghadap kepada mereka. Begitu ia (‘Isa) dilihat oleh musuh Allah, maka ia (Dajjal) akan meleleh (hancur) seperti garam yang mencair. Dan sekiranya ia membiarkan hal tersebut terjadi, maka sungguh ia (musuh Allah) akan hancur (meleleh) sehingga binasa. Akan tetapi Allah berkehendak untuk membunuhnya di tangan ‘Isa Ibn Maryam. Maka ‘Isa memperlihatkan darah Dajjal di tombaknya.” (Lihat Shahih Muslim dalam Al-Fitan wa Asyratus-sa’ah 18/21-22)

Dan juga hadits tentang masa fitan (terjadinya banyak fitnah) sebelum munculnya Al-Mahdi:

“Sesungguhnya, menjelang terjadinya Kiamat ada fitnah-fitnah seperti sepotong malam yang gelap gulita, pada pagi hari seseorang dalam keadaan beriman, tetapi pada sore hari ia menjadi kafir, sebaliknya pada sore hari seseorang dalam keadaan beriman, namun di pagi hari ia dalam keadaan kafir. Orang yang duduk pada masa itu lebih baik daripada yang berdiri, orang yang berdiri lebih baik daripada yang berjalan, dan orang yang berjalan lebih baik daripada orang yang berjalan cepat. Maka, patahkan busur kalian, putus-putuslah tali kalian, dan pukullah pedang kalian dengan batu, jika salah seorang dari kalian kedatangan fitnah-fitnah ini, hendaklah ia bersikap seperti anak terbaik di antara dua anak Adam (yakni bersikap seperti Habil, jangan seperti Qabil)”. (HR. Abu Dawud (4259), Ibnu Majah (3961) AI-Fitan, Ahmad (19231), dan Hakim, dishahihkan oleh Al-Albani).

Dari hadits-hadits tersebut di atas, Rosululloh sholallohu alayhi wa salam menyebutkan pedang, tombak, dan busur. Maka kita ummat Beliau wajib mengimaninya sebagai pedang dan tombak serta busur yang sebenarnya, bukan dengan bahasa kiasan. Banyak prediksi-prediksi yang beredar di dunia maya, tetapi yang wajib kita yakini adalah nubuwah dari Nabi sholallohu alayhi wa salam. Prediksi-prediksi itu seperti diantaranya:

“Jika Perang Dunia Ketiga adalah berjuang dengan senjata nuklir, yang ke empat akan diperjuangkan dengan busur dan anak panah.” – Louis Lord Mountbatten
“Saya tidak tahu dengan apa senjata Perang Dunia Ketiga akan diperjuangkan, tetapi Perang Dunia Keempat akan diperjuangkan dengan kayu dan batu.” – Albert Einstein

Marilah kita sebagai orang-orang beriman kembali kepada sunnah yang diajarkan oleh Rosululloh sholallohu alayhi wa salam dan dicontohkan oleh para sahabat Beliau. Memanah, berkuda, dan beberapa lainnya yang banyak termaktub dalam hadits seperti pedang, tombak, gulat (beladiri), dan berenang, sebaiknya kita pelajari dengan baik.



Komunitas Pemanah Muwahid Nusantara

No comments:

Post a Comment