Busur


Telah dijelaskan dalam beberapa artikel sebelumnya tentang pemanah dan panahan secara global (umum) tetapi belum menyeluruh dan rinci. Pada artikel-artikel berikutnya tentang panahan yang in sya Alloh akan dirangkum dari beberapa kitab ulama masa lalu, seperti Kitab fiy Bayan Fadl Al-Qaws w-As-Sahm wa-Awsafihima dari abad ke-15 masehi, dan Kitab ʻUniyat Ath-Thullab fiy Maʻrifat Ar-Rammiy bin-Nushshab dari abad ke-14 karya Ibnul-Qoyyim Al-Jawziyya, serta buku Saracens Archery yang diterjemahkan dari kitab abad ke-13 masehi.

Mengenai busur, para ahli panahan di masa lalu telah mencapai teknologi busur yang paling puncaknya, dengan tembakan anak panah yang bisa mencapai jarak lebih dari 800 meter. Beberapa ahli panahan yang terkenal di abad ke 15 diantaranya adalah: Abu Hasyim Al-Mawardi (Bapaknya Hasyim si penjual air mawar), Thohir Al-Balkhi (Balkh adalah suatu wilayah di bagian utara Persia Khurosan), dan Ishaq Ar-Roqqi (Roqqoh adalah tempat di utara Syam). Karya-karya mereka berupa kitab, busur panah, sekolah, teknik-teknik, serta peralatan panahan, sudah punah ditelan zaman. Tetapi masih tersisa karya-karya ulama lainnya masih bisa selamat hingga ke masa kita sekarang. Ada sebuah kitab karya Imam Thobari mengenai panahan di masa para sahabat yang bernama Al-Wadih, tetapi kitab tersebut sudah tak dapat ditemukan lagi. Dengan sisa-sisa warisan para ulama yang masih selamat, kami mencoba menghadirkan kembali kejayaan pasukan pemanah di masa kejayaan Islam. Dengan harapan kaum mu'minin akan mempersiapkan diri dengan bekal yang cukup untuk menghadapi masa-masa punahnya teknologi setelah malhamah kubro.

Kunci penting dalam memanah adalah teknik dan busur. Tidak semua anak panah bisa melesat dengan jauh, dan tidak semua anak panah bisa penetrasi target dengan dangan sangat dalam, dan juga tidak semua anak panah bisa memiliki daya hantam yang kuat. Busur untuk target dekat jelas mampu merambatkan energi kinetik dari tangan ke anak panah dengan lepasan tenaga yang amat kuat. Tetapi jika digunakan pada anak panah ringan yang biasa digunakan untuk terbang maka efeknya adalah anak panah akan terbang seperti layangan singit. Mengenali karakter busur memang butuh pengalaman membuat dan memanah yang banyak. Seorang yang membuat busur belum tentu bisa memanah, dan yang memanah belum tentu mengerti teknik-teknik pembuatan busur. Tetapi seorang ahli panahan adalah yang mengerti pembuatan busur dan mampu memanah dengan sangat baik. Kenapa harus mengerti pembuatan busur? Karena dari teknik pembuatan itulah dia akan mengerti bahwa tiap jenis busur mempunyai karakter berbeda.

Busur yang baik haruslah dipegang di tangan yang baik. Jika busur yang baik dipegang di tangan yang salah maka yang terjadi adalah kesalahan, bahkan bisa fatal. Semua pemanah tahu bagaimana kehebatan busur dari mongol. Tetapi jika busur mongol ini dipegang oleh tangan awam, tentu busur menjadi tidak berarti sama sekali. Karena orang awam tidak mengerti karakter busur mongol yang khas, yang tidak bisa diterapkan dengan sembarangan teknik.

Untuk mengenali karakter-karakter tiap busur tentu yang paling penting pertama adalah memiliki busur itu dulu. Tidak mungkin seorang pemanah hanya bisa berkhayal menembak dengan suatu busur dengan teknik-teknik khayalannya sendiri atau dikhayal dari tulisan-tulisan para ahli panahan. Jika telah mencobanya langsung, pemanah baru akan mengerti karakter-karakter busur itu harus diperlakukan dengan berbeda.

Tidak sama dengan olahraga memanah dimana semua olahragawan pemanah menggunakan busur standar untuk memanah, yaitu busur recurve. Mereka memiliki busur standar, teknik memanah yang standar, dan anak panah yang standar. Dalam memanah pun semuanya dalam keadaan sama, yaitu berdiri dengan kuda-kuda yang sama. Dalam sekolah yang diajarkan oleh ahli panah Ishaq Ar-Roqqi di abad ke-15 masehi, para pemanah berdiri membelakangi target, lalu mereka berbalik dan langsung menembak target. Bahkan diajarkan pula memanah dalam keadaan berlari, duduk, tiarap, rebahan, dan bahkan ketika di dalam air.

Tentunya para ahli panahan di masa kejayaan Islam dulu tidak meniatkan panahan hanya sekedar olah raga seperti sekarang. Mereka memfokuskan mulai dari pembuatan busur hingga teknik menembakkan anak panah untuk keperluan perang di jalan Alloh. Dan itulah sejatinya panahan, bukan hanya sekedar menembakkan anak panah dengan kuda-kuda berdiri. Mulailah dengan memiliki satu atau beberapa jenis busur, kenali karakternya, dan memanah menggunakan segala keunggulan busur itu.


Halaman lainnya yang terkait:


Komunitas Pemanah Muwahid Nusantara

1 comment:

  1. Assalamualaikum.
    Saya berniat membuat ke 4 busur tersebut
    Bisakah saya mendapatkan gambar bentuk serta ukuran detailnya

    ReplyDelete