(Misteri) Busur Arab


Dalam kitab-kitab lama para ulama pemanah, dijelaskan berbagai jenis busur yang tangguh di masa itu. Diantaranya busur parsi, busur hindi, busur manchu (tsina/china), busur tatar (mongol), busur turki, dan busur arab. Tetapi dari semua busur, para ulama menganjurkan penggunaan busur arab yang pada masa awal khilafah Utsmaniyah sudah sangat langka. Dikabarkan kelangkaan busur arab adalah karena ekspansi bangsa tatar (mongol) pada masa khilafah Abasiyah yang membakari kitab-kitab para ulama dan busur-busur arab sebagai senjata terampuh ummat islam serta membunuhi para pembuatnya. Tetapi memang begitulah sunatulloh, jika Alloh hendak menarik suatu ilmu maka Dia akan mewafatkan para ulama.

Di masa sekarang ini, sudah tidak ditemukan lagi busur arab kecuali di satu tempat, di musium Topkapi Turki tempat peninggalan relik khilafah Utsmani, yaitu busur Rosululloh sholallohu alayhi wa salam. Dalam kitab fiy Bayan Fadl Al-Qaws w-As-Sahm wa-Awsafihima dari abad ke-15 masehi, dijelaskan bahwa Rosululloh s.a.w. memiliki tiga busur yaitu: busur al-mu'aqqobah yang terbuat dari bambu nab'a diberi nama Ar-Rowha (Harum Manis), lalu yang terbuat dari kayu syawhat diberi nama Al-Bayda (Si Putih), dan terakhir yang terbuat dari bambu nab'a kuning diberi nama Al-Safro' (Si Kuning). Busur Al-Bayda dan Al-Safro' tidak pernah ditemukan. Sedangkan busur Ar-Rowha memiliki cerita tersendiri.

Diceritakan dalam kitab bahwa Rosululloh s.a.w. sedang berkhutbah di atas kudanya dengan membawa Ar-Rowha. Setelah itu kemudian Rosululloh s.a.w. memanah dengan menggunakannya sampai bagian siyahnya lepas atau patah. Bagian yang tersisa dari Ar-Rowha lalu disimpan oleh Qotadah ibn Al-Nu'man, hingga akhirnya sampai ke kuasaan khilafah Utsmaniyah. Sampai sekarang di musium Topkapi, busur Ar-Rowha masih berbau harum manis misik, dan kedua bagian tangkai busur disatukan. Busur Ar-Rowha itulah sisa busur arab hijazi terakhir yang bisa kita lihat di masa sekarang.

Para sahabat Rosululloh s.a.w yang menjadi ahli panahan sangatlah banyak, diantaranya adalah Sa'ad bin Abi Waqqosh dan 'Uqbah bin 'Amir. Sa'ad bin Abi Waqqosh adalah sahabat pemanah yang paling jitu bidikannya karena telah didoakan oleh Rosululloh s.a.w. agar bidikannya selalu tepat. Sedangkan 'Uqbah bin 'Amir ketika wafatnya meninggalkan 70 busur arab beserta quivernya yang kesemuanya berisi penuh dengan anak panah. Mengapa busur arab? Kitab fiy Bayan Fadl Al-Qaws w-As-Sahm wa-Awsafihima menjelaskan beberapa riwayat tetapi sayangnya tidak dijelaskan sanad-sanad periwayatannya.

Dalam hadits mengenai ayat persiapan kekuatan yang diartikan oleh Rosululloh s.a.w. bahwa kekuatan itu memanah, Hakim Abu Fadhl bin Iyadh berkata bahwa Rosululloh s.a.w. pernah berkata bahwa: Seseorang yang belum pernah berperang atau berperang dengan memanah sangat tidak bisa diandalkan, maka gunakanlah lembing (javelin) dan busur arab, karena dengannya Nabi kalian berperang dan meraih kemenangan. Sahabat Anas berkata bahwa belum pernah Rosululloh s.a.w. menyebutkan menyebutkan jenis busur tertentu kecuali keutamaan-keutamaan busur arab.

Dalam riwayat lain, Rosululloh s.a.w. ketika dalam perang badar didatangi malaikat Jibril a.s. yang sedang menunggang Hayzun dan membawa busur arab. Di saat itu sahabat Ali r.a. berada di sebelahnya, dan Rosululloh s.a.w. berkata: Ya Robb, kepadaMu mereka yang memohon santapan dan sembelihan, maka berikanlah kepada kami rizki yang baik, dan berikanlah kepada kami bala bantuan, dan berikanlah kepada kami kemenangan, dan berikanlah kepada kami kehidupan yang baik.

Mengenai asal-usul busur arab, kitab tersebut menyebutkan bahwa, busur arab pertama kali diturunkan kepada Nabi Adam a.s. dari surga. Lalu kemudian orang yang pertama kali merekonstruksi ulang busur arab adalah Nabi Ibrahim a.s. lalu diberikan kepada kedua putranya Nabi Ismail a.s. dan Nabi Ishaq a.s., dan kedunyanya ahli dalam memanah. Busur arab juga digunakan oleh Rosululloh s.a.w. dan jenisnya sama dengan yang dibawa oleh malaikat Jibril a.s. ketika di perang badar.

Kitab tersebut menyebutkan bahwa busur arab hijazi ada tiga jenis, yaitu: Qodhib, baik yang kedua tangkainya dari satu bagian utuh atau dari dua tangkai yang terpisah. Mu'aqqobah, busur yang diperkuat dengan tanduk kambing gunung dan urat. Mashnu'ah/murokkabah, busur dari bahan campuran kayu, tanduk, urat, dan lem perekat/pemadat seperti fiber. Busur arab mashnu'ah/murokkabah adalah busur arab yang paling mirip dengan busur parsi tetapi siyahnya lebih pendek. Semua jenis busur arab terbuat dari 3 jenis kayu, yaitu: dari bambu nab'a yang berada di puncak-puncak gunung yang tinggi, dari kayu syiryan yang tumbuh di sisi gunung, dan kayu syawhat yang tumbuh di kaki-kaki gunung. Tetapi anehnya, dua busur Rosululloh s.a.w. terbuat dari bambu nab'a yang tidak tumbuh di jazirah arab ataupun asia tengah, melainkan dari asia timur atau asia tenggara.

Periwayatan dalam kitab tersebut memang tidak terdapat sanad seperti dalam kitab-kitab hadits, sehingga tidak bisa ditentukan kualitas otentikasinya. Tetapi karena kitab-kitab panahan dari ulama masa lalu telah banyak punah, bahkan termasuk kitab Al-Wadih dari ulama ahli panahan seperti Imam Thobari. Kita hanya bisa mendapatkan keterangan dari kitab-kitab di abad pertengahan di masa khilafah Utsmaniyah.



Komunitas Pemanah Muwahid Nusantara

No comments:

Post a Comment