Busur Mongol


Busur Mongol adalah busur komposit pasukan tatar/tartar (mongol) di masa lalu yang merupakan turunan dari busur manchu. Busur mongol mampu melesatkan anak panah hingga jarak 330alds (+500m), dan itu adalah jarak tembak dari pasukan pemanah mongol kala itu. Pasukan mongol terkenal karena ekspedisi penaklukannya yang mampu meruntuhkan khilafah bani Abasiyah dan terus masuk hingga ke daratan Eropa. Merekalah yang menghanguskan banyak peninggalan Islam dari ulama-ulama tabi'in dan membuat punah busur arab. Tetapi segala kehebatan busur mongol dalam menembak jauh akhirnya dapat dipatahkan oleh modifikasi para mujahidin kala itu yang mampu menggabungkan teknologi 3 jenis busur, yaitu: busur arab, busur parsi, dan busur mongol, menjadi busur turki, dan mendirikkan kembali khilafah yang tak terkalahkan hingga akhir abad ke-18.

Bahan dasar dari busur mongol mirip seperti bahan dasar busur-busur perang lainnya, yaitu: kayu, urat hewan, tanduk, perekat hewani, serta pembungkus yang biasanya terbuat dari kulit hewan seperti ular. Tetapi ditemukan juga pada artifak-artifak busur mongol bahan pengganti tanduk yaitu dengan tulang, tetapi hasil tembakannya tidak sebaik yang terbuat dari tanduk. Berbeda dengan busur turki yang menggunakan perekat dari resin fiber nabati atau resin protein hewan darat, busur mongol lebih banyak menggunakan perekat dari resin protein ikan pedang yang banyak ditemukan di perairan Siberia. Dengan bahan-bahan tersebut membuat kualitas busur mongol lebih tahan kelembaban cuaca embun atau hujan. Perbedaan yang paling kasat mata antara busur mongol dengan busur turki adalah pada desainnya, busur mongol mempunyai siyah lebih panjang dari busur turki.

Sebagai perbandingan kekuatan: busur longbow inggris untuk tarikan penuh membutuhkan beban tenaga 70lbs - 80lbs dengan jarak tembak 240m, sedangkan busur mongol yang lebih kecil dari longbow inggris untuk tarikan penuh membutuhkan beban tenaga 100lbs - 160lbs dengan jarak tembak 320m. Bahkan untuk pemanah terlatih seperti pasukan mongol, bisa melebihi jarak 320m itu. Total panjang busur mongol hanya 160cm tetapi kekuatannya melebihi busur longbow inggris.

Dengan kehebatan-kehebatan busur mongol itu, para mujahidin di masa runtuhnya khilafah bani Abasiyah mengadopsinya dan membuat inovasi busur baru, yang mampu menembakkan panah hingga jarak 800m dan panahnya mampu menembus zirah besi. Pada masa itu teknologi metalurgi para ulama telah mencapai masa puncak, dan mampu membuat formula baja damaskus. Bahan baja damaskus ini jika dibuat pedang mampu memotong pedang lawan, dan jika dibuat mata panah dengan kekuatan penetrasi busur yang kuat mampu menembus baju zirah besi musuh. Maka tak heran setelah kebangkitan para mujahidin di masa itu, yang salah penggelora kebangkitannya waktu itu adalah Ibnu Taymiyah, pasukan Tatar (Mongol) bisa diusir dan pasukan salib (crusader) tidak mampu mengalahkan mujahidin walaupun mereka telah bersenjatakan senjata berat dan berpakaian pelindung zirah besi.

Formula pembuatan baja damaskus telah punah, begitupun dengan para ulamanya, juga pedang-pedang damaskus serta panah-panah yang matanya terbuat dari baja damaskus. Hilang tanpa peninggalan kecuali hanya kisahnya saja, sama seperti dengan kehidupan di alam dunia ini yang kelak akan hilang dan musnah. Tetapi masih ada satu yang tak akan pernah musnah, punah, hilang, atau mati, yaitu Alloh Azza wa Jala Jalaluh.





Komunitas Pemanah Muwahid Nusantara

No comments:

Post a Comment