Mu'min Yang Kuat


Dari Abu Hurairah r.a., berkata: Rosulullah sholallohu alayhi wa salam bersabda:


الْمُؤْمِنُ الْقَوِىُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ

Mu'min yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada Mukmin yang lemah. (HR. Muslim)

Ajaran Islam mengajarkan agar orang-orang beriman itu kuat. Kuat keimanan, kuat pikiran, kuat mental, dan juga tentu kuat fisik. Dalam hal kekuatan fisik, bahkan Nabi Muhammad diriwayatkan beberapa kali bergulat dengan seorang yang terkenal kuat, yaitu Rukanah, dan beliau selalu menang:

Rosululloh s.a.w. pernah gulat dengan seorang laki-laki yang terkenal kuatnya, namanya Rukanah. Permainan ini dilakukan beberapa kali. (Riwayat Abu Dawud)

Aisyah r.a. mengatakan:

Rosululloh s.a.w. bertanding (lari) dengan saya dan saya menang. Kemudian saya berhenti, sehingga ketika badan saya menjadi gemuk, Rasulullah bertanding lagi dengan saya dan ia menang, kemudian ia bersabda: Kemenangan ini untuk kemenangan itu. (Riwayat Ahmad dan Abu Dawud)

Dan juga dikisahkan dalam riwayat lain, Rosululloh pernah mengajak istrinya, Aisyah, untuk berlomba dengan beliau. Aisyah mengisahkan,

Aku pernah bersama Rasulullah s.a.w. dalam suatu perjalanan, saat itu tubuhku masih ramping. Beliau lalu berkata kepada para sahabat beliau, "Silakan kalian berjalan duluan!". Para shahabat pun berjalan duluan semua, kemudian beliau berkata kepadaku, "Marilah kita berlomba". Aku pun menyambut ajakan beliau dan ternyata aku dapat mendahului beliau dalam berlari.

Beberapa waktu setelah kejadian tersebut, dalam sebuah riwayat disebutkan: "Beliau lama tidak mengajakku bepergian sampai tubuhku gemuk dan aku lupa akan kejadian itu". Suatu ketika aku bepergian lagi bersama beliau. Beliau pun berkata kepada para sahabatnya. "Silakan kalian berjalan duluan". Para sahabat pun kemudian berjalan lebih dulu. kemudian beliau berkata kepadaku, "Marilah kita berlomba". Saat itu aku sudah lupa terhadap kemenanganku pada waktu yang lalu dan kini badanku sudah gemuk. Aku berkata, "Bagaimana aku dapat mendahului engkau, wahai Rosululloh, sedangkan keadaanku seperti ini?" Beliau berkata, "Marilah kita mulai". Aku pun melayani ajakan berlomba dan ternyata beliau mendahului aku. Beliau tertawa seraya berkata, "Ini untuk menebus kekalahanku dalam lomba yang dulu". (HR Ahmad dan Abi Dawud)

Riwayat tersebut mengungkapkan akan kelemahan fisik dapat mengakibatkan kekalahan. Dalam mengolah fisik, berikut ini adalah riwayat-riwayat lainnya:

Ibnu Umar pernah meriwayatkan bahwa Nabi s.a.w. pernah berlomba lari dengan kuda yang kurus, jaraknya sekitar tsaniyatul wada’. Beliau (ibnu Umar) juga pernah berlomba lari dengan kuda yang tidak kurus dari tsniyatul wada’ sampai Masjid Bani Zuraiq dan Ibnu Umar yang menjadi pemenangnya. (Muttafaq alayh, Fathul Bari Juz 6/71)

Ketika orang-orang Habasyah sedang bermain tombak/anggar dihadapan Nabi, tiba-tiba Umar masuk, kemudian mengambil kerikil dan melemparkannya kepada mereka. Kemudian Rosululloh s.a.w. berkata kepada Umar, biarkanlah mereka itu hai Umar. (Riwayat Bukhari dan Muslim)

Dari sekian banyak permainan dan olah fisik yang terdapat dalam riwayat hadits, yang paling utama adalah memanah. Keutamaan memanah ini bahkan sampai dipertegas oleh Rosululloh s.a.w.

Ajarkanlah anak-anakmu memanah, berenang dan menunggang kuda. (Musnad Imam Ahmad Juz 1/302)

Ajarkan putera-puteramu berenang dan memanah. (HR. Ath-Thohawi)

Kamu harus belajar memanah karena memanah itu termasuk sebaik-baik permainanmu. (Riwayat Bazzar, dan Thabarani dengan sanad yang baik)

Ibnu Qoyyim Al-Jauziyah berkata, "Bagian organ mana saja yang banyak digerakkan maka akan kuat. Khususnya berkaitan dengan jenis olah raga tersebut, bahkan seluruh kekuatan berawal dari sini, misalnya siapa yang banyak menghapal maka akan kuat hapalannya, siapa yang banyak berfikir maka akan kuat kecerdasan pikirannnya. Setiap organ tubuh memiliki organ yang khusus. Adapun menunggang kuda memanah, bergulat dan lomba lari adalah olah raga fisik. semua itu dapat menghilangkan penyakit menahun seperti kusta, busung air, dan sakit perut". (Zaadul Maad juz 3/145)

Di usia 60 tahun lebih Nabi Muhammad tetap sehat meski sempat diberi makanan yang beracun oleh seorang wanita Yahudi. Nabi Muhammad bukan hanya menang bergulat dengan seorang yang berbadan kuat, namun juga sanggup memimpin peperangan ke negeri yang jauh yang terkadang memakan waktu berbulan-bulan.



Komunitas Pemanah Muwahid Nusantara

No comments:

Post a Comment